Rabu, 08 Mei 2013

Mengenal Shutter Speed pada Kamera

Apa yang dimaksud dengan Shutter Speed?

Shutter Speed bagi kebanyaka orang Indonesia diartikan secara bahasa sebagai kecepatan rana, yaitu berapa lamanya shutter terbuka. Pada era fotografi film, Shutter Speed diartikan sebagai lamanya film di expose ke objek yang di foto. Deskripsi ini sama dengan era fotografi digital, dimana Shutter Speed merupakan berapa lamanya sensor melihat subyek yang akan diambil gambarnya.

Dibawah ini saya mencoba untuk mengulas Shutter Speed ke dalam berapa bagian, semoga mudah dimengerti oleh sobat-sobat yang baru mengenal fotografi.


  • Shutter Speed diukur dalam detik, atau pada kebanyakan kasus digunakan dalam sepersekian detik. Semakin besar penyebut atau pembagi, makan akan bertambah kecepatannya (contoh: 1/1000 jauh lebih cepat dibanding 1/30)

  • Jika anda menggunakan slow Shutter Speed (lebih rendah dari 1/60) anda akan membutuhkan sebuah tripod atau fitur-fitur seperti image stabilization (kamera & lensa baru biasanya memiliki fitur ini)

  • Pengaturan Shutter Speed yang tersedia di kamera anda biasanya berupa kelipatan. (contoh : 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/15, 1/8, dan seterusnya). Kelipatan pada pengaturan Shutter Speed mudah diingat.

  • Beberapa kamera digital terdapat fitur yang memudahkan anda untuk memotret dengan Shutter Speed yang sangat lambat. Tidak ada pembagian detik, tetapi diukur dengan satuan detik yang bulat. (contoh : 1 detik, 10 detik, 30 detik, dan seterusnya). Pengaturan ini digunakan pada ruang atau kondisi yang sangat gelap atau ketika anda memang sengaja membuat efek ketika merekam pergerakan dari sebuah objek. Beberapa kamera juga menyediakan fitur/ mode memotret dengan "B" (atau yang sering disebut dengan "BULB"). Mode Bulb memungkinkan seorang fotografer untuk tetap membuka Shutter selama yang dia mau.


untuk mendapatkan lampu kendaraan yang berbentuk garis maka gunakan Speed lambat. Pada speed lambat, anda harus membuat kamera tetap diam untuk menghindari blur. Anda dapat menggunakan tripod atau alat bantu lainnya.
Anda juga dapat menggunakan fitur "BULB" yaitu mengatur supaya sensor menangkap objek sama lamanya dengan seberapa lama kita menekan tombol Shutter.



  • Ketika mempertimbangkan setting Shutter yang akan digunakan untuk memotret, alangkah baiknya anda menanyakan pada diri anda sendiri, apakah objek potret itu bergerak? dan bagaimanakah anda ingin merekam pergerakan tersebut. Jika terdapat pergerakan pada objek foto, anda harus memutuskan apakah akan membekukan pergerakan atau memberi efek pergerakan dengan blur.

  • Untuk membekukan atau Freeze pergerakan objek pada sebuah foto, anda sebaiknya menggunakan Shutter Speed yang cepat dan untuk merekam pergerakan yang berbayang, anda sebaiknya menggunakan Shutter Speed yang lambat. Kecepatan yang anda pilih mungkin akan beragam, tergantung dari kecepatan subjek ketika pemotretan serta bagaimana bayangan blur yang anda inginkan.

  • Motion dari sebuah pergerakan tidak selalu jelek. Diantara fotografer pemula mungkin ada yang selalu memotret dengan menggunakan Shutter Speed kecepatan tinggi. Mereka terkadang tidak mengerti mengapa orang menyukai foto yang berbayang atau blur. Ada kalanya motion pergerakan itu tampak indah dan bagus. (contoh : ketika anda memotret sebuah air terjun dan ingin menonjolkan seberapa cepat air itu mengalir, atau ketika anda memotret sebuah balap mobil dan ingin memberikan nuansa kecepatan laju kendaraan). Dan anda juga akan membutuhkan tripod, jika tidak kemungkinan besar hasil foto anda akan rusak karena pergerakan kamera.

  • Focal Length & Shutter Speed. Hal lain yang harus dipertimbangkan dalam pengaturan Shutter Speed adalah penggunaan Focal Length lensa. Focal Length yang lebih panjang akan menyebabkan shake atau goncangan pada kamera, jadi untuk mengatasi hal itu, pilihlah Shutter Speed yang cepat (kecuali lensa anda memilik fitur image stabilization). Prinsip dasar penggunaan Focal Length pada lensa yang tidak memiliki fitu image stabilization adalah memilih Shutter Speed dengan pembagi yang lebih besar dari panjang Focal Length lensa. (contoh : anda memiliki lensa 50mm dan menggunakan Shutter Speed 1/60 masih bisa, tetapi jika anda menggunakan lensa 200mm setidaknya anda harus menggunakan kecepatan Shutter 1/250).

Peran Shutter Speed dalam Exposure 


Perlu diingat jika anda terlalu berkonsentrasi pada Shutter Speed dan tidak menghiraukan dua element lain dalam Exposure Triangle (Diafragma & Iso), percayalah itu bukan ide bagus. Ketika anda merubah Shutter Speed, maka otomatis anda harus merubah satu atau dua elemen tersebut sebagai kompensasinya. Contoh : jika anda mempercepat Shutter Speed sebanyak satu step (1/125 ke 1/250) itu berarti akan kehilangan setengah cahaya untuk masuk ke kamera, untuk menyimbangkan hal tersebut, anda butuh peningkatan Diafragma sebanyak 1 step (f16 ke f11), alternatif lain adalah dengan memilih ISO yang lebih tinggi ( dari 100 ke 400).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar